Minggu, 25 Oktober 2015

Model Pembelajaran Inovatif




MODEL  PEMBELAJARAN INOVATIF















DISUSUN OLEH KELOMPOK I :
-GITA CAHYANINGTYAS
-MONALISA
-MEITA KARUNIA
-M. URIP SUTANTO
DOSEN PEMBIMBING : Dr. ELLY SUSANTI, M.Pd



FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2015


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
                Proses pembelajaran merupakan suatu konsep yang sangat kompleks dalam kaitanya dengan bagaimana menjadikan suatu kegiatan pembelajaran yang terjadi menjadi lebih efektif, efisien dan juga menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif dalam artian menyenangkan. Proses ini melibatkan berbagai unsur yang termasuk dalam satu lingkungan belajar, baik guru, siswa, media, dan unsur lain yang menunjang terjadinya interaksi belajar. Pembelajaran yang terjadi atau sering terjadi selama ini adalah bahwa pembelajaran diartikan oleh sebagian besar unsur belajar selama ini, baik itu guru maupun siswa adalah pembelajaran konvensional yang hanya memfokuskan pada komunikasi verbalistik, sentralisasi guru, pembelajaran yang otoriter dalam arti, gurulah yang berhak menentukan apa yang akan dipelajari oleh siswa dan faham-faham yang tidak memberikan ruang kreatifitas baik bagi siswa maupun guru dalam mengembangkan pembelajaran yang inovatif dan kreatif.
               Hal ini menjadi suatu dasar yang membuat suatu jurang pemisah antara guru dan siswa dalam pembelajaran. Sikap, paham, atau kebiasaan yang terjadi seperti disebutkan di atas menjadikan suasana belajar yang menyenangkan dan bisa menciptakan motivasi belajar yang lebih bagi siswa seakan-akan terpasung oleh beberapa contoh hal diatas.

B. Rumusan Masalah
1.      Apakah pengertian dari pembelajarn inovatif ?
2.      Bagaimana saja model-model pembelajaran inovatif ?
3.      Mengapa calon guru penting mempelajari pembelajaran inovatif  ?

C. Tujuan
1.      Untuk mengetahui pengertian dari pembelajaran inovatif
2.      Untuk mengetahui apa saja model pembelajaran inovatif
3.      Untuk mengetahui pentingnya mempelajari pembelajaran inovatif bagi calon guru
4.      Untuk memenuhi tugas mata kuliah Belajar dan Pembelajaran Matematika

D. Manfaat
Beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari penulisan makalah ini :
1.      Bagi penulis
            Diharapkan pada akhirnya dapat menjadi seorang guru yang professional dan mampu menghadapi setiap tantangan globalisasi dengan proses pembelajaran yang selalu baru, inovatif, berkembang sesuai dengan tuntutan zaman dengan mengacu pada pengembangan model pembelajaran yang inovatif dan mampu menciptakan suasana belajar yang menyenangkan agar tercapainya tujuan pembelajaran.

2.      Bagi pembaca
Agar bisa mendapatkan pengetahuan dan pemahaman mengenai model pembelajaran inovatif.








BAB II
PEMBAHASAN

A). Pengertian Pembelajaran Inovatif

Pembelajaran inovatif merupakan suatu pemaknaan terhadap proses pembelajaran yang bersifat komprehensif yang berkaitan dengan berbagai teori pebelajaran modern yang berlandaskan pada inovasi pembelajaran. Seperti teori belajar konstruktifis dan teori lainnya.          

Dari segi definisinya, Pembelajaran inovatif adalah suatu proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa sehingga berbeda dengan pembelajaran pada umumnya yang dilakukan oleh guru (konvensional). Sudah barang tentu perbedaan ini mengarah pada proses dan hasil yang lebih baik ari sebelumya. Proses pembelajaran yang selama ini dilaksanakan cenderung mengarah pada penguasaan hafalan konsep dan teori yang bersifat abstrak. Pebelajaran yang semacam ini akan membuat anak kurang tertarik dan termotivasi dalam mengikuti kegiatan pembelajaran yang berakibat pada rendahnya hasil pembelajaran serta ketidak bermaknaan pengetahuan yang diperoleh oleh siswa. Di samping itu, pengetahuan yang dipelajari siswa seolah-olah terpisah dari permasalahan dalam kehidupan sehari-hari yang dihadapi oleh siswa.

Pembelajaran inovatif lebih mengarah pada pembelajaran yang bepusat pada siswa. Proses pembelajaran dirancang, disususun, dan dikondisiskan untuk siswa agar belajar. Dalam pembelajaran yang berpusat pada siswa, pemahaman konteks siswa menjadi bagian yang sangat penting, karena dari sinilah seluruh perancangan proses pembelajaran dimulai. Hubungan antara guru dan siswa menjadi hubungan yang saling belajar dan saling membangun. Otonomi siswa dan subyek pendidikan menjadi titik acuan seluruh perencanaan dan proses pembelajaran, dengan mengacu pada pembelajaran aktif dan inovatif.

B). Model-model Pembelajaran Inovatif
1.      Koperatif (CL, Cooperative Learning)
Pembelajaran koperatif sesuai dengan fitrah manusis sebagai makhluk sosial yang penuh ketergantungan dengan orang lain, mempunyai tujuan dan tanggung jawab bersama, pembegian tugas, dan rasa senasib. Dengan memanfaatkan kenyatan itu, belajar berkelompok secara koperatif, siswa dilatih dan dibiasakan untuk saling berbagi (sharing) pengetahuan, pengalaman, tugas, tanggung jawab. Saling membantu dan berlatih beinteraksi-komunikasi-sosialisasi karena koperatif adalah miniature dari hidup bermasyarakat, dan belajar menyadari kekurangan dan kelebihan masing-masing.
Jadi model pembelajaran koperatif adalah kegiatan pembelajaran dengan cara berkelompok untuk bekerja sama saling membantu mengkontruksi konsep, menyelesaikan persoalan, atau inkuiri. Menurut teori dan pengalaman agar kelompok kohesif (kompak-partisipatif), tiap anggota kelompok terdiri dari 4 – 5 orang, siawa heterogen (kemampuan, gender, karekter), ada control dan fasilitasi, dan meminta tanggung jawab hasil kelompok berupa laporan atau presentasi. Sintaks pembelajaran koperatif adalah informasi, pengarahan-strategi, membentuk kelompok heterogen, kerja kelompok, presentasi hasil kelompok, dan pelaporan.
2.      STAD (Student Teams Achievement Division)
STAD adalah salah sati model pembelajaran koperatif dengan sintaks: pengarahan, buat kelompok heterogen (4-5 orang), diskusikan bahan belajar-LKS-modul secara kolabratif, sajian-presentasi kelompok sehingga terjadi diskusi kelas, kuis individual dan buat skor perkembangan tiap siswa atau kelompok, umumkan rekor tim dan individual dan berikan reward.
3.      Jigsaw
Model pembeajaran ini termasuk pembelajaran koperatif dengan sintaks sepeerti berikut ini. Pengarahan, informasi bahan ajar, buat kelompok heterogen, berikan bahan ajar (LKS) yang terdiri dari beberapa bagian sesuai dengan banyak siswa dalam kelompok, tiap anggota kelompok bertugas membahasa bagian tertentu, tuiap kelompok bahan belajar sama, buat kelompok ahli sesuai bagian bahan ajar yang sama sehingga terjadi kerja sama dan diskusi, kembali ke kelompok aasal, pelaksnaa tutorial pada kelompok asal oleh anggotan kelompok ahli, penyimpulan dan evaluasi, refleksi.
4.      GI (Group Investigation)
Model koperatif tipe GI dengan sintaks: Pengarahan, buat kelompok heterogen dengan orientasi tugas, rencanakan pelaksanaan investigasi, tiap kelompok menginvestigasi proyek tertentu (bisa di luar kelas, misal mengukur tinggi pohon, mendata banyak dan jenis kendaraan di dalam sekolah, jenis dagangan dan keuntungan di kantin sekolah, banyak guru dan staf sekolah), pengoalahn data penyajian data hasi investigasi, presentasi, kuis individual, buat skor perkem\angan siswa, umumkan hasil kuis dan berikan reward.
5.      Pembelajaran Langsung (DL, Direct Learning)
Pengetahuan yang bersifat informasi dan prosedural yang menjurus pada ketrampilan dasar akan lebih efektif jika disampaikan dengan cara pembelajaran langsung. Sintaknya adalah menyiapkan siswa, sajian informasi dan prosedur, latihan terbimbing, refleksi, latihan mandiri, dan evaluasi. Cara ini sering disebut dengan metode ceramah atau ekspositori (ceramah bervariasi).
6.      Pembelajaran Berbasis masalah (PBL, Problem Based Learning)
Kehidupan adalah identik dengan menghadapi masalah. Model pembelajaran ini melatih dan mengembangkan kemampuan untuk menyelesaikan masalah yang berorientasi pada masalah otentik dari kehidupan aktual siswa, untuk merangsang kemamuan berpikir tingkat tinggi. Kondisi yang tetap hatrus dipelihara adalah suasana kondusif, terbuka, negosiasi, demokratis, suasana nyaman dan menyenangkan agar siswa dapat berpikir optimal.
Indikator model pembelajaran ini adalah metakognitif, elaborasi (analisis), interpretasi, induksi, identifikasi, investigasi, eksplorasi, konjektur, sintesis, generalisasi, dan inkuiri.
Dalam hal ini masalah didefinisikan sebagai suatu persoalan yang tidak rutin, belum dikenal cara penyelesaiannya. Justru problem solving adalah mencari atau menemukan cara penyelesaian (menemukan pola, aturan, atau algoritma). Sintaknya adalah: sajiakn permasalah yang memenuhi criteria di atas, siswa berkelompok atau individual mengidentifikasi pola atau atuiran yang disajikan, siswa mengidentifkasi, mengeksplorasi,menginvestigasi, menduga, dan akhirnya menemukan solusi.
7.      Make-A Match
Guru menyiapkan kartu yang berisi persoalan-permasalahan dan kartu yang berisi jawabannya, setiap siswa mencari dan mendapatkan sebuah kartu soal dan berusaha menjawabnya, setiap siswa mencari kartu jawaban yang cocok dengan persoalannya siswa yang benar mendapat nilai-reward, kartu dikumpul lagi dan dikocok, untuk badak berikutnya pembelajaran seperti babak pertama, penyimpulan dan evaluasi, refleksi.
C). Pentingnya Pembelajaran Inovatif
                Daya kreativitas dan inovasi secara alamiah telah dimiliki oleh setiap orang. Namun tumbuh dan berkembangnya pada setiap orang ini akan berbeda tergantung dari kesempatan masing-masing untuk mengembangkannya. Pengembangan atau tumbuhnya dengan subur kreativitas dan inovasi pada setiap orang atau sehubungan dengan pekerjaan guru adalah dengan adanya latihan yang berkesinambungan. Latihan ini harus dibarengi pula dengan penanaman sikap dan nilai yang luhur, yaitu sikap seorang ilmuwan dan nilai yang berlandaskan pada IMTAQ.
                Inovasi pembelajaran merupakan sesuatu yang penting dan mesti dilakukan oleh guru. Dengan adanya inovasi pembelajaran maka kita sebagai calon guru sebaiknya dapat belajar menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, menggairahkan, dinamis, penuh semangat, dan penuh tantangan. Suasana pembelajaran seperti itu dapat mempermudah peserta didik dalam memperoleh ilmu dan guru juga dapat menanamkan nilai-nilai luhur yang hakiki pada peserta didik untuk menuju tercapainya tujuan pembelajaran.





BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
                Jika dilihat dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran inovatif memiliki karakteristik yang khas, di antaranya guru memiliki keinginan untuk melakukan perubahan, pemahaman dan keterampilan untuk mencapai tujuan, memahami benar apa faktor-faktor penunjang, menggunakan strategi atau metode melaksanakan perubahan, dan mengevaluasi ketercapain tujuan yang ditetapkan dalam perencanaan.
                Pembelajaran inovatif adalah suatu proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa sehingga berbeda dengan pembelajaran pada umumnya yang dilakukan oleh guru (konvensional). Inovasi pembelajaran merupakan sesuatu yang penting dan harus dimiliki atau dilakukan oleh guru. Hal ini disebabkan karena pembelajaran akan lebih hidup dan bermakna. Kemauan guru untuk mencoba menemukan, menggali dan mencari berbagai terobosan, pendekatan, metode dan strategi pembelajaran merupakan salah satu penunjang akan munculnya berbagai inovasi-inovasi baru.


DAFTAR PUSTAKA

Maulana, Fahrul. “15 Model-model Pembelajaran Inovatif”. [Online]. Tersedia: https://www.academia.edu/5705129/15-MODEL_MODEL_PEMBELAJARAN_INOVATIF  [12 Oktober 2015] 
Tahir, Abd. Karim. (2013). ”Model-model Pembelajaran Inovatif untuk digunakan Guru”.[Online]. Tersedia: https://mgmpips3gw.wordpress.com/2013/08/01/model-model-pembelajaran-inovatif-untuk-digunakan-guru/ [12 Oktober 2015]
Sartono, Wahyu Ari. (2010). “Metode Pembelajaran Inovatif”. [Online]. Tersedia: https://bagooor.wordpress.com/metode-pembelajaran-efektif/ [12 Oktober 2015]




PERTANYAAN
No.
Nama
Kelompok
Pertanyaan
Jawaban
1.
Uswati Khoiriah
5
1.      Apakah semua model pembelajaran bisa diterapkan pada anak SMP?

2.      Model pembelajaran manakah yang paling baik?

3.      Model pembelajaran mana yang tepat untuk materi yang bersifat penalaran?
1.      Ya, bisa. Semua model pembelajaran bisa diterapkan ke anak SMP jika didukung dengan kondisi fisik juga mental siswa maupun guru itu sendiri, materi ajar, fasilitas/media pembelajaran yang memadai, dan lainnya yang berhubungan dengan proses belajar-mengajar.

2.      Tidak ada model pembelajaran yang paling baik. Model pembelajaran dianggap baik oleh guru tergantung dengan  bagaimana cara dia menerapkannya dan keberhasilannya dalam mencapai tujuan pembelajaran dengan model pembelajaran yang ada. Karena setiap model pembelajaran memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Model pembelajaran ini boleh diterapkan secara berulang-ulang pada satu kelas yang sama apabila dengan model pembelajaran tersebut siswa menjadi tertarik untuk belajar, tetapi alangkah baiknya jika model pembelajaran yang diterapkan itu bervariasi agar siswa tidak mudah bosan dan lebih termotivasi.

3.      Menurut kelompok kami, model pembelajaran yang tepat untuk materi yang bersifat penalaran adalah model kooperatif. Karena tingkat IQ/penalaran tiap-tiap orang tentu berbeda-beda. Dengan berkelompok, akan mendorong tingkat penalaran seseorang bertambah menuju area Zona Proksimalnya.
Sedangkan menurut Ibu Ely Susanti, yang cocok untuk materi yang bersifat penalaran adalah Problem Based Learning (Pembelajaran Berdasarkan Masalah). Karena siswa dibiasakan untuk belajar dari masalah-masalah yang disajikan.
Jawaban oleh: Gita Cahyaningtyas dan Ibu Ely Susanti

2.
Sesi Winarni
5
1.      Bagaimana menciptakan suasana kelas yang kondusif?

2.      Kapan kita dapat menerapkan semua model-model pembelajaran yang ada?
1.      Untuk menciptakan suasana kelas yang kondusif, sebelum memulai aktivitas belajar-mengajar, guru dapat memancing siswa dengn pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan materi yang akan dipelajari/materi prasyarat. Selain itu, agr lebih menarik, guru dapat mengalihkan perhatian siswa dengan intermezzo atau cerita-cerita inspiratif dan games yang berkatian dengan materi yang akan dipelajari sehingga siswa akan lebih bersemangat untuk belajar.

2.      Kita dapat menerapkan model pembelajaran tergantung dengan materi apa yang akan diajarkan ke siswa. Selain itu, model pembelajaran juga dapat diterapkan dengan adanya fasilitas, kondisi siswa juga guru, yang mendukung model itu sendiri.
Jawaban oleh: M. Urip Sutanto

3.
Indah Lestari
4
1.      Mengapa bisa Direct Learning (Pembelajaran Langsung) termasuk model pembelajaran inovatif?
2.      Apa yang membuat Direct Learning menjadi pembelajaran inovatif?
1.      Direct Learning bukanlah model pembelajaran inovatif. Pembelajaran inovatif adalah pembelajaran yang dimodifikasi oleh guru dengan guna meningkatakan pengetahuan siswa.  Yang kami bahas di sini adalah memperkenalkan apa saja model pemebelajaran yang sudah ada, model pembelajaran inilah yang akan dimodifikasi oleh guru (tergantung guru)
Jawaban oleh : Monalisa


resep donat empuk ala dunkin donut resep kue cubit coklat enak dan sederhana resep donat kentang empuk lembut dan enak resep es krim goreng coklat kriuk mudah dan sederhana resep es krim coklat lembut resep bolu karamel panggang sarang semut