MODEL PEMBELAJARAN INOVATIF
DISUSUN OLEH KELOMPOK I :
-GITA CAHYANINGTYAS
-MONALISA
-MEITA KARUNIA
-M. URIP SUTANTO
DOSEN PEMBIMBING : Dr. ELLY SUSANTI, M.Pd
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2015
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Proses
pembelajaran merupakan suatu konsep yang sangat kompleks dalam kaitanya dengan
bagaimana menjadikan suatu kegiatan pembelajaran yang terjadi menjadi lebih
efektif, efisien dan juga menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif dalam
artian menyenangkan. Proses ini melibatkan berbagai unsur yang termasuk dalam
satu lingkungan belajar, baik guru, siswa, media, dan unsur lain yang menunjang
terjadinya interaksi belajar. Pembelajaran yang terjadi atau sering terjadi
selama ini adalah bahwa pembelajaran diartikan oleh sebagian besar unsur
belajar selama ini, baik itu guru maupun siswa adalah pembelajaran konvensional
yang hanya memfokuskan pada komunikasi verbalistik, sentralisasi guru,
pembelajaran yang otoriter dalam arti, gurulah yang berhak menentukan apa yang
akan dipelajari oleh siswa dan faham-faham yang tidak memberikan ruang
kreatifitas baik bagi siswa maupun guru dalam mengembangkan pembelajaran yang
inovatif dan kreatif.
Hal ini
menjadi suatu dasar yang membuat suatu jurang pemisah antara guru dan siswa
dalam pembelajaran. Sikap, paham, atau kebiasaan yang terjadi seperti
disebutkan di atas menjadikan suasana belajar yang menyenangkan dan bisa
menciptakan motivasi belajar yang lebih bagi siswa seakan-akan terpasung oleh
beberapa contoh hal diatas.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian dari pembelajarn
inovatif ?
2. Bagaimana saja model-model pembelajaran
inovatif ?
3. Mengapa calon guru penting mempelajari
pembelajaran inovatif ?
C. Tujuan
1. Untuk
mengetahui pengertian dari pembelajaran inovatif
2. Untuk
mengetahui apa saja model pembelajaran inovatif
3. Untuk mengetahui pentingnya mempelajari
pembelajaran inovatif bagi calon guru
4.
Untuk
memenuhi tugas mata kuliah Belajar dan Pembelajaran Matematika
D. Manfaat
Beberapa
manfaat yang dapat diperoleh dari penulisan makalah ini :
1.
Bagi penulis
Diharapkan pada akhirnya dapat
menjadi seorang guru yang professional dan mampu menghadapi setiap tantangan
globalisasi dengan proses pembelajaran yang selalu baru, inovatif, berkembang
sesuai dengan tuntutan zaman dengan mengacu pada pengembangan model
pembelajaran yang inovatif dan mampu menciptakan suasana belajar yang
menyenangkan agar tercapainya tujuan pembelajaran.
2.
Bagi pembaca
Agar bisa
mendapatkan pengetahuan dan pemahaman mengenai model pembelajaran inovatif.
BAB
II
PEMBAHASAN
A). Pengertian Pembelajaran Inovatif
Pembelajaran inovatif merupakan suatu pemaknaan terhadap
proses pembelajaran yang bersifat komprehensif yang berkaitan dengan berbagai
teori pebelajaran modern yang berlandaskan pada inovasi pembelajaran. Seperti
teori belajar konstruktifis dan teori lainnya.
Dari segi definisinya, Pembelajaran inovatif adalah suatu
proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa sehingga berbeda dengan
pembelajaran pada umumnya yang dilakukan oleh guru (konvensional). Sudah barang
tentu perbedaan ini mengarah pada proses dan hasil yang lebih baik ari
sebelumya. Proses pembelajaran yang selama ini dilaksanakan cenderung mengarah
pada penguasaan hafalan konsep dan teori yang bersifat abstrak. Pebelajaran
yang semacam ini akan membuat anak kurang tertarik dan termotivasi dalam
mengikuti kegiatan pembelajaran yang berakibat pada rendahnya hasil
pembelajaran serta ketidak bermaknaan pengetahuan yang diperoleh oleh siswa. Di
samping itu, pengetahuan yang dipelajari siswa seolah-olah terpisah dari
permasalahan dalam kehidupan sehari-hari yang dihadapi oleh siswa.
Pembelajaran inovatif lebih mengarah pada pembelajaran yang
bepusat pada siswa. Proses pembelajaran dirancang, disususun, dan dikondisiskan
untuk siswa agar belajar. Dalam pembelajaran yang berpusat pada siswa,
pemahaman konteks siswa menjadi bagian yang sangat penting, karena dari sinilah
seluruh perancangan proses pembelajaran dimulai. Hubungan antara guru dan siswa
menjadi hubungan yang saling belajar dan saling membangun. Otonomi siswa dan
subyek pendidikan menjadi titik acuan seluruh perencanaan dan proses
pembelajaran, dengan mengacu pada pembelajaran aktif dan inovatif.
B). Model-model Pembelajaran Inovatif
1.
Koperatif (CL, Cooperative Learning)
Pembelajaran koperatif sesuai dengan fitrah manusis sebagai makhluk
sosial yang penuh ketergantungan dengan orang lain, mempunyai tujuan dan
tanggung jawab bersama, pembegian tugas, dan rasa senasib. Dengan memanfaatkan
kenyatan itu, belajar berkelompok secara koperatif, siswa dilatih dan
dibiasakan untuk saling berbagi (sharing) pengetahuan, pengalaman, tugas,
tanggung jawab. Saling membantu dan berlatih beinteraksi-komunikasi-sosialisasi
karena koperatif adalah miniature dari hidup bermasyarakat, dan belajar
menyadari kekurangan dan kelebihan masing-masing.
Jadi model pembelajaran koperatif adalah kegiatan pembelajaran dengan
cara berkelompok untuk bekerja sama saling membantu mengkontruksi konsep,
menyelesaikan persoalan, atau inkuiri. Menurut teori dan pengalaman agar
kelompok kohesif (kompak-partisipatif), tiap anggota kelompok terdiri dari 4 –
5 orang, siawa heterogen (kemampuan, gender, karekter), ada control dan
fasilitasi, dan meminta tanggung jawab hasil kelompok berupa laporan atau
presentasi. Sintaks pembelajaran
koperatif adalah informasi, pengarahan-strategi, membentuk kelompok heterogen,
kerja kelompok, presentasi hasil kelompok, dan pelaporan.
2. STAD
(Student Teams Achievement Division)
STAD adalah salah sati model pembelajaran koperatif dengan sintaks:
pengarahan, buat kelompok heterogen (4-5 orang), diskusikan bahan
belajar-LKS-modul secara kolabratif, sajian-presentasi kelompok sehingga
terjadi diskusi kelas, kuis individual dan buat skor perkembangan tiap siswa
atau kelompok, umumkan rekor tim dan individual dan berikan reward.
3. Jigsaw
Model pembeajaran ini termasuk pembelajaran koperatif dengan sintaks
sepeerti berikut ini. Pengarahan, informasi bahan ajar, buat kelompok heterogen,
berikan bahan ajar (LKS) yang terdiri dari beberapa bagian sesuai dengan banyak
siswa dalam kelompok, tiap anggota kelompok bertugas membahasa bagian tertentu,
tuiap kelompok bahan belajar sama, buat kelompok ahli sesuai bagian bahan ajar
yang sama sehingga terjadi kerja sama dan diskusi, kembali ke kelompok aasal,
pelaksnaa tutorial pada kelompok asal oleh anggotan kelompok ahli, penyimpulan
dan evaluasi, refleksi.
4. GI
(Group Investigation)
Model koperatif tipe GI dengan sintaks: Pengarahan, buat kelompok
heterogen dengan orientasi tugas, rencanakan pelaksanaan investigasi, tiap
kelompok menginvestigasi proyek tertentu (bisa di luar kelas, misal mengukur
tinggi pohon, mendata banyak dan jenis kendaraan di dalam sekolah, jenis
dagangan dan keuntungan di kantin sekolah, banyak guru dan staf sekolah),
pengoalahn data penyajian data hasi investigasi, presentasi, kuis individual,
buat skor perkem\angan siswa, umumkan hasil kuis dan berikan reward.
5. Pembelajaran
Langsung (DL, Direct Learning)
Pengetahuan yang bersifat informasi dan prosedural yang menjurus pada
ketrampilan dasar akan lebih efektif jika disampaikan dengan cara pembelajaran
langsung. Sintaknya adalah menyiapkan siswa, sajian informasi dan prosedur,
latihan terbimbing, refleksi, latihan mandiri, dan evaluasi. Cara ini sering
disebut dengan metode ceramah atau ekspositori (ceramah bervariasi).
6.
Pembelajaran
Berbasis masalah (PBL, Problem Based Learning)
Kehidupan adalah identik dengan menghadapi masalah. Model pembelajaran
ini melatih dan mengembangkan kemampuan untuk menyelesaikan masalah yang
berorientasi pada masalah otentik dari kehidupan aktual siswa, untuk merangsang
kemamuan berpikir tingkat tinggi. Kondisi yang tetap hatrus dipelihara adalah
suasana kondusif, terbuka, negosiasi, demokratis, suasana nyaman dan
menyenangkan agar siswa dapat berpikir optimal.
Indikator model pembelajaran ini adalah metakognitif, elaborasi
(analisis), interpretasi, induksi, identifikasi, investigasi, eksplorasi,
konjektur, sintesis, generalisasi, dan inkuiri.
Dalam hal ini masalah didefinisikan sebagai suatu persoalan yang tidak
rutin, belum dikenal cara penyelesaiannya. Justru problem solving adalah
mencari atau menemukan cara penyelesaian (menemukan pola, aturan, atau
algoritma). Sintaknya adalah: sajiakn permasalah yang memenuhi criteria di
atas, siswa berkelompok atau individual mengidentifikasi pola atau atuiran yang
disajikan, siswa mengidentifkasi, mengeksplorasi,menginvestigasi, menduga, dan
akhirnya menemukan solusi.
7.
Make-A Match
Guru menyiapkan kartu yang berisi persoalan-permasalahan dan kartu yang
berisi jawabannya, setiap siswa mencari dan mendapatkan sebuah kartu soal dan
berusaha menjawabnya, setiap siswa mencari kartu jawaban yang cocok dengan
persoalannya siswa yang benar mendapat nilai-reward, kartu dikumpul lagi dan
dikocok, untuk badak berikutnya pembelajaran seperti babak pertama, penyimpulan
dan evaluasi, refleksi.
C). Pentingnya
Pembelajaran Inovatif
Daya kreativitas dan inovasi
secara alamiah telah dimiliki oleh setiap orang. Namun tumbuh dan berkembangnya
pada setiap orang ini akan berbeda tergantung dari kesempatan masing-masing
untuk mengembangkannya. Pengembangan atau tumbuhnya dengan subur kreativitas
dan inovasi pada setiap orang atau sehubungan dengan pekerjaan guru adalah
dengan adanya latihan yang berkesinambungan. Latihan ini harus dibarengi pula
dengan penanaman sikap dan nilai yang luhur, yaitu sikap seorang ilmuwan dan
nilai yang berlandaskan pada IMTAQ.
Inovasi pembelajaran merupakan
sesuatu yang penting dan mesti dilakukan oleh guru. Dengan adanya inovasi
pembelajaran maka kita sebagai calon guru sebaiknya dapat belajar menciptakan
suasana belajar yang menyenangkan, menggairahkan, dinamis, penuh semangat, dan
penuh tantangan. Suasana pembelajaran seperti itu dapat mempermudah peserta
didik dalam memperoleh ilmu dan guru juga dapat menanamkan nilai-nilai luhur
yang hakiki pada peserta didik untuk menuju tercapainya tujuan pembelajaran.
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Jika
dilihat dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran inovatif
memiliki karakteristik yang khas, di antaranya guru memiliki keinginan untuk
melakukan perubahan, pemahaman dan keterampilan untuk mencapai tujuan, memahami
benar apa faktor-faktor penunjang, menggunakan strategi atau metode
melaksanakan perubahan, dan mengevaluasi ketercapain tujuan yang ditetapkan
dalam perencanaan.
Pembelajaran inovatif adalah suatu proses pembelajaran yang dirancang
sedemikian rupa sehingga berbeda dengan pembelajaran pada umumnya yang
dilakukan oleh guru (konvensional). Inovasi pembelajaran merupakan sesuatu yang
penting dan harus dimiliki atau dilakukan oleh guru. Hal ini disebabkan karena
pembelajaran akan lebih hidup dan bermakna. Kemauan guru untuk mencoba
menemukan, menggali dan mencari berbagai terobosan, pendekatan, metode dan
strategi pembelajaran merupakan salah satu penunjang akan munculnya berbagai
inovasi-inovasi baru.
DAFTAR PUSTAKA
Maulana, Fahrul.
“15 Model-model Pembelajaran Inovatif”. [Online]. Tersedia: https://www.academia.edu/5705129/15-MODEL_MODEL_PEMBELAJARAN_INOVATIF [12 Oktober 2015]
Tahir, Abd.
Karim. (2013). ”Model-model Pembelajaran Inovatif untuk digunakan
Guru”.[Online]. Tersedia: https://mgmpips3gw.wordpress.com/2013/08/01/model-model-pembelajaran-inovatif-untuk-digunakan-guru/ [12 Oktober 2015]
Sartono, Wahyu Ari. (2010). “Metode Pembelajaran
Inovatif”. [Online]. Tersedia: https://bagooor.wordpress.com/metode-pembelajaran-efektif/ [12 Oktober 2015]
PERTANYAAN
No.
|
Nama
|
Kelompok
|
Pertanyaan
|
Jawaban
|
1.
|
Uswati
Khoiriah
|
5
|
1.
Apakah semua model pembelajaran bisa
diterapkan pada anak SMP?
2.
Model pembelajaran manakah yang
paling baik?
3.
Model pembelajaran mana yang tepat
untuk materi yang bersifat penalaran?
|
1.
Ya, bisa. Semua model pembelajaran
bisa diterapkan ke anak SMP jika didukung dengan kondisi fisik juga mental
siswa maupun guru itu sendiri, materi ajar, fasilitas/media pembelajaran yang
memadai, dan lainnya yang berhubungan dengan proses belajar-mengajar.
2.
Tidak ada model pembelajaran yang
paling baik. Model pembelajaran dianggap baik oleh guru tergantung
dengan bagaimana cara dia
menerapkannya dan keberhasilannya dalam mencapai tujuan pembelajaran dengan
model pembelajaran yang ada. Karena setiap model pembelajaran memiliki
kelebihan dan kekurangan masing-masing. Model pembelajaran ini boleh
diterapkan secara berulang-ulang pada satu kelas yang sama apabila dengan
model pembelajaran tersebut siswa menjadi tertarik untuk belajar, tetapi
alangkah baiknya jika model pembelajaran yang diterapkan itu bervariasi agar
siswa tidak mudah bosan dan lebih termotivasi.
3.
Menurut kelompok kami, model
pembelajaran yang tepat untuk materi yang bersifat penalaran adalah model
kooperatif. Karena tingkat IQ/penalaran tiap-tiap orang tentu berbeda-beda.
Dengan berkelompok, akan mendorong tingkat penalaran seseorang bertambah
menuju area Zona Proksimalnya.
Sedangkan menurut Ibu Ely Susanti,
yang cocok untuk materi yang bersifat penalaran adalah Problem Based Learning
(Pembelajaran Berdasarkan Masalah). Karena siswa dibiasakan untuk belajar
dari masalah-masalah yang disajikan.
Jawaban oleh: Gita
Cahyaningtyas dan Ibu Ely Susanti
|
2.
|
Sesi
Winarni
|
5
|
1.
Bagaimana menciptakan suasana kelas
yang kondusif?
2.
Kapan kita dapat menerapkan semua
model-model pembelajaran yang ada?
|
1.
Untuk menciptakan suasana kelas yang
kondusif, sebelum memulai aktivitas belajar-mengajar, guru dapat memancing
siswa dengn pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan materi yang akan
dipelajari/materi prasyarat. Selain itu, agr lebih menarik, guru dapat
mengalihkan perhatian siswa dengan intermezzo atau cerita-cerita inspiratif
dan games yang berkatian dengan materi yang akan dipelajari sehingga siswa
akan lebih bersemangat untuk belajar.
2.
Kita dapat menerapkan model
pembelajaran tergantung dengan materi apa yang akan diajarkan ke siswa.
Selain itu, model pembelajaran juga dapat diterapkan dengan adanya fasilitas,
kondisi siswa juga guru, yang mendukung model itu sendiri.
Jawaban oleh: M.
Urip Sutanto
|
3.
|
Indah
Lestari
|
4
|
1.
Mengapa bisa Direct Learning
(Pembelajaran Langsung) termasuk model pembelajaran inovatif?
2.
Apa yang membuat Direct Learning
menjadi pembelajaran inovatif?
|
1.
Direct Learning bukanlah model
pembelajaran inovatif. Pembelajaran inovatif adalah pembelajaran yang dimodifikasi oleh guru
dengan guna meningkatakan pengetahuan siswa.
Yang kami bahas di sini adalah
memperkenalkan apa saja model pemebelajaran yang sudah ada, model pembelajaran
inilah yang akan dimodifikasi oleh guru (tergantung guru)
Jawaban oleh : Monalisa
|
0 komentar:
Posting Komentar