BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Pendidikan merupakan sesuatu yang
tidak asing bagi kita. kita sepakat bahwa pendidikan diperlukan oleh semua
orang. Bahkan dapat dikatakan bahwa pendidikan ini dialami oleh semua manusia
dari semua golongan. pendidikan tidak bisa dirpisahkan
dengan kehidupan manusia. Anak-anak
menerima pendidikan dari orang tuanya, dan manakala anak-anak ini sudah dewasa dan
berkeluarga mereka juga akan mendidik
anak-anaknya. Begitupula di sekolah dan perguruan tinggi, para siswa dan
mahasiswa dididik oleh dosen dan para guru.
Landasan
Pendidikan diperlukan dalam dunia pendidikan khususnya di negara kita
Indonesia,agar pendidikan yang sedang berlangsung dinegara kita ini mempunyai
pondasi atau pijakan yang sangat kuat karena pendidikan di setiap negara tidak sama. Landasan tersebut sangat penting, karena pendidikan
merupakan pilar utama terhadap perkembangan manusia dan masyarakat bangsa
tertentu.
1.2
Tujuan
Tujuan dibuatnya makalah ini adalah:
·
Untuk
mengetahui penegretian pendidikan
·
Untuk
mengetahui pengertian landasan pendidikan
·
Untuk
mengetahui macam-macam landasan pendidikan
1.3
Manfaat
Makalah ini sangat memberikan manfaat
bagi penulis maupun pembaca
1.3.1
Penulis
Manfaat
makalah ini
bagi penulis ialah dapat melatih penulis sebagai mahasiswa dalam
membuat karangan seperti makalah,
terlebih lagi juga melatih mahasiswa dalam pembuatan tugas akhir seperti
skripsi.
1.3.2
Penulis
Manfaat bagi pembaca ialah untuk menambah wawasan bagi para pembaca
mengenai pendidikan dan landasannya.
BAB II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian
Pendidikan
Pendidikan menurut bahasa Yunani : berasal dari kata pedagogi, yaitu dari
kata “paid” artinya anak dan “agogos” artinya membimbing. Itulah sebabnya istilah pedagogi dapat diartikan
sebagai “ilmu dan seni mengajar anak (the art and science of teaching
children). Sedangkan dalam bahasa Romawi: pendidikan berasal dari kata educare,
yaitu mengeluarkan dan menuntun, tindakan merealisasikan potensi anak yang
dibawa waktu dilahirkan didunia.
Sedangkan pendidikan menurut istilah adalah:
UU SISDIKNAS no. 20 tahun 2003: Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana
untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
ketrampilan yang di perlukan dirinya dan masyarakat.
Menurut para ahli, definisi pendidikan adalah "Berbagai upaya dan
usaha yang dilakukan orang dewasa untuk mendidik nalar peserta didik dan mengatur
moral mereka".
·
Ki Hajar
Dewantara mengartikan pendidikan sebagai daya upaya untuk memajukan budi
pekerti, pikiran serta jasmani anak, agar dapat memajukan kesempurnaan hidup
yaitu hidup dan menghidupkan anak yang selaras dengan alam dan masyarakatnya.
·
Paulo
Freire mengatakan, pendidikan merupakan jalan menuju pembebasan yang permanen
dan terdiri dari dua tahap. Tahap pertama adalah masa dimana manusia menjadi
sadar akan pembebasan mereka, damana melalui praksis mengubah keadaan itu.
Tahap kedua dibangun atas tahap yang pertama, dan merupakan sebuah proses
tindakan kultural yang membebaskan.
Jadi pendidikan menurut istilah adalah
Suatu pengarahan dan bimbingan yang diberikan kepada anak dalam pertumbuhannya
yang menyesuaikan dengan lingkungan yang dilakukan secara sadar untuk
menciptakan suatu keadaan atau situasi tertentu yang dikehendaki oleh
masyarakat. Untuk pembentukan kepribadian dan kemampuan anak menuju kedewasaan.
2.2
Landasan-landasan
Pendidikan
Landasan
pendidikan adalah
1.
Landasan
Filosofis
Landasan filosofis
bersumber dari pandangan-pandangan dalam filsafat pendidikan, menyangkut
keyakianan terhadap hakekat manusia, keyakinan tentang sumber nilai, hakekat
pengetahuan, dan tentang kehidupan yang lebih baik dijalankan. Aliran filsafat
yang kita kenal sampai saat ini adalah Idealisme, Realisme, Perenialisme,
Esensialisme, Pragmatisme dan Progresivisme dan Ekstensialisme
a) Esensialisme
Esensialisme adalah mashab
pendidikan yang mengutamakan pelajaran teoretik (liberal arts) atau bahan ajar
esensial.
b) Perenialisme
Perenialisme adalah aliran
pendidikan yang megutamakan bahan ajaran konstan (perenial) yakni kebenaran,
keindahan, cinta kepada kebaikan universal.
c) Pragmatisme
dan Progresifme
Pragmatisme adalah aliran filsafat
yang memandang segala sesuatu dari nilai kegunaan praktis, di bidang
pendidikan, aliran ini melahirkan progresivisme yang menentang pendidikan
tradisional.
d) Rekonstruksionisme
Rekonstruksionisme adalah mazhab
filsafat pendidikan yang menempatkan sekolah/lembaga pendidikan sebagai pelopor
perubahan masyarakat.
2. Landasan Sosiologis
Dasar sosiologis
berkenaan dengan perkembangan, kebutuhan dan karakteristik
masayarakat.Sosiologi pendidikan merupakan analisi ilmiah tentang proses sosial
dan pola-pola interaksi sosial di dalam sistem pendidikan. Ruang lingkup yang
dipelajari oleh sosiologi pendidikan meliputi empat bidang:
1. Hubungan sistem pendidikan dengan
aspek masyarakat lain.
2. Hubungan kemanusiaan.
3. Pengaruh sekolah pada perilaku
anggotanya.
4. Sekolah dalam komunitas,yang
mempelajari pola interaksi antara sekolah dengan kelompok sosial lain di dalam
komunitasnya.
3. Landasan Kultural
Kebudayaan dan
pendidikan mempunyai hubungan timbal balik, sebab kebudayaan dapat
dilestarikan/ dikembangkan dengan jalur mewariskan kebudayaan dari generasi ke
generasi penerus dengan jalan pendidikan, baik secara formal maupun informal.
Anggota masyarakat
berusaha melakukan perubahan-perubahan yang sesuai dengan perkembangan zaman
sehingga terbentuklah pola tingkah laku, nilai-nilai,dan norma-norma baru
sesuai dengan tuntutan masyarakat. Usaha-usaha menuju pola-pola ini disebut
transformasi kebudayaan. Lembaga sosial yang lazim digunakan sebagai alat
transmisi dan transformasi kebudayaan adalah lembaga pendidikan, utamanya
sekolah dan keluarga.
4. Landasan Psikologis
Dasar psikologis
berkaitan dengan prinsip-prinsip belajar dan perkembangan anak. Pemahaman
terhadap peserta didik, utamanya yang berkaitan dengan aspek kejiwaan merupakan
salah satu kunci keberhasilan pendidikan. Oleh karena itu, hasil kajian dan
penemuan psikologis sangat diperlukan penerapannya dalam bidang pendidikan.
Sebagai implikasinya
pendidik tidak mungkin memperlakukan sama kepada setiap peserta didik,
sekalipun mereka memiliki kesamaan. Penyusunan kurikulum perlu berhati-hati
dalam menentukan jenjang pengalaman belajar yang akan dijadikan garis-garis
besar pengajaran serta tingkat kerincian bahan belajar yang digariskan.
5. Landasan Ilmiah dan Teknologis
Kebutuhan pendidikan
yang mendesak cenderung memaksa tenaga pendidik untuk mengadopsinya teknologi
dari berbagai bidang teknologi ke dalam penyelenggaraan pendidikan.
Pendidikan yang berkaitan erat dengan proses penyaluran pengetahuan haruslah
mendapat perhatian yang proporsional dalam bahan ajaran, dengan demikian
pendidikan bukan hanya berperan dalam pewarisan IPTEK tetapi juga ikut
menyiapkan manusia yang sadar IPTEK dan calon pakar IPTEK itu. Selanjutnya
pendidikan akan dapat mewujudkan fungsinya dalam pelestarian dan pengembangan
iptek tersebut.
2.3
Pendidikan
di Indonesia
Pembentukan pendidikan di Indonesia
bergantung pada landasan pendidikan yang diterpakan di sekolah. Di sekolah
siswa mendapatkan pendidikan, apa yang akan di capai siswa disekolah berdasarkan
landasan pendidikan. Jadi, barang siapa yang memegang landasan pendidikan
dengan benar akan menentukan nasib bangsa dan negara karena masa depan bangsa
terletak pada genggaman generasi muda. Berikut ini uraian dari landasan
pendidikan:
1.
Landasan Filosofis
Landasan filosofis bersumber dari
pandangan-pandangan dalam filsafat pendidikan, menyangkut keyakinan dan hakikat
manusia, keyakinan tentang sumber nilai, hakikat pengetahuan, dan tentang kehidupan yang lebih baik dijalankan.
Pendidikan di Indonesia dirumuskan berdasar nilai-nilai pada
masyarakat, maka dari itu landasan filosofis yang mencerminakn karakter dari
masyarakat inilah yaitu pancasila. Pancasila
sebagai landasan filosofis system pendidikan
nasional di tunjukan pada pasal 2 UU RI No. 2 Tahun 1989 menetapkan
bahwa pendidikan nasioanl berdasarkan pancasila dan UUD1945, sedangkan ketetapan MPR RI No.
II/MPR/1978 tentang P4 menegaskan pula bahwa pancasila adalah jiwa seluruh rakyat Indonesia, kepribadian
bangsa Indonesia, pandangan hidup bangsa Indonesia, dan dasar Negara Indonesia.
Dari penjelasan di atas dapat dilihat bahwa
pancasila sebagai landasan filosofis bangsa Indonesia, yang menjadi dasar
terlaksananya pendidikan di Indonesia, yang mengarahkan bagaimana seharusnya
pendidikan di Indonesia. Landasan filosofis pendidikan haruslah sesuai dengan
jati diri bangsa Indonesia, karakter bangsa Indonesia serta pandangan hidup
bangsa kita.
Oleh
karena itu, mengapa pancasila menjadi landasan filosofis pendidikan di
Indonesia karena pancasila merupakan jati diri bangsa Indonesia dan pancasila
mencakupi nilai-nilai yang menjadi karakter bangsa Indonesia.
2.
Landasan
Sosiologis
Pada hakikatnya manusia merupakan makhluk sosial
pasti membutuhkan orang lain. Serta manusia selalu hidup berkelompok. Di dalam
pendidikan peserta didik pasti membutuhkan orang lain baik dalam pembelajaran
maupun untuk mempraktikan atau menerapkan hasil dari suatu pemeblajaran.
Proses sosialisasi akan dimulai dari keluarga ,
dimana anak mulai mengembangkan diri. Dalam keluarga dapat ditanamkan nilai dan
sikap yang dapat mempengaruhi perkembangan anak selanjutnya.
Selain keluarga, proses pendidikan sangat
dipengaruhi oleh kelompok sosial dalam masyarakat seperti kelompok agama, pramuka,
teman sebaya dan lain-lain.
Masyarakat Indonesia sebagai landasan sosiologi sistem
pendidikan nasional mencakup sekelompok orang yang berinteraksi antarsesamanya,
saling tergantung dan terikat oleh nilai dan norma yang dipatuhi bersama.
3.
Landasan
Kultural
Landasan kultural mengandung makna norma dasar
pendidikan yang bersumber dari norma kehidupan berbudaya yang dianut oleh suatu
bangsa. Indonesia memiliki beragam kebudayaan dan kebudayaan itu haruslah
dilestarikan. Contoh keragaman sosial budaya Indonesia terwujud dalam keragaman
adat istiadat, tata cara, kesenian, bahasa, maupun keterampilan yang tumbuh di
suatu daerah tertentu.
Kebudayaan dapat dibentuk, dilestarikan atau
dikembangkan melalui pendidikan. Cara-cara untuk mewarisi kebudayaan, khususnya
untuk mengajarkan kepada generasi baru yaitu informal, non formal, dan formal.
Cara informal terjadi di dalam keluarga., dan non formal dalam masyarakat
sedangkan formal melibatkan lembaga khusus yang dibentuk dengan tujuan
pendidikan.
Salah satu upaya penyesuaian pendidikan jalur
sekolah dengan dengan keragaman latar belakang sosial budaya di Indonesia
adalah dengan memberlakukan muatan local di dalam kurikulum sekolah, utamanya
di Sekolah Dasar (SD).
4.
Landasan
Psikologis
Perkembangan peserta didik sangatlah penting sebagai
landasan psikologis. Pemahaman tumbuh kembang manusia sangat penting sebagai
bekal dasar utnuk memahami peserta didik dan menemukan keputusan atau tindakan
yang tepat dalam membantu proses tumbuh kembang itu secara aktif dan efisien.
Oleh karena itu, diperlukan bantuan dan bimbingan
guru untuk memperlancar proses penyesuaian diri anak dengan situasi sekolah.
Sikap siswa terhadap sekolahnya akan mempengaruhi baik prestasi akademik maupun
non-akademik, sedang prestasi tersebut akan ikut mempengaruhi penilaian guru,
teman sekelas dan orang tuanya terhadap diri siswa.
5.
Landasan Ilmiah
dan Teknologis
IPTEK merupakan salah satu hasil dari usaha manusia
utnuk mencapai kehidupan yang lebih baik, yang telah di mulai dari permulaan
kehidupan manusia.
Lembaga pendidikan, utamanya pendidikan jalur
sekolah, haruslah mampu mengakomodasi dan mengantisipasi perkembangan iptek. Dengan
demikian, baik kemampuan maupun sikap ilmiah sedini mungkin mengalami
dikembangkan dalam peserta didik. Seperti diketahui, beberapa tahun terakhir di
sekolah telah digalakkan pelaksanaan cara belajar siswa aktif dengan pendekatan
ketermapilan proses. Beberapa ketermapilam dibentuk sedini mungkin mulai dari
Sekolah Dasar (SD) seperti: observasi, perhitungan , pengukuran, klasifikasi,
mencari hubungan ruang/waktu, pembuatan hipotesa, perencanaan penelitian
(utamanya eksperimen), pengendalian variable, interpretasi data, kesimpulan
sementara (inferensi), peramalan, penerapan dan komunikasi. (Conny Semiawan, et. al., 1985: 18-33).
Pembentukan keterampilan dan sikap ilmiah sedini mungkin meletakkan dasar
terbentuknya masyarakat yang sadar iptek.
BAB III
PENUTUP
PENUTUP
Kesimpulan
Landasan filosofis bersumber dari
pandangan-pandanagan dalam filsafat pendidikan. Pasal 2 UU RI No.2 Tahun 1989
menetapkan bahwa pendidikan nasional berdasarkan pancasila dan UUD 1945.
sedangkan Ketetapan MPR RI No. II/MPR/1978 tentang P4 menegaskan pula bahwa
Pancasila adalah jiwa seluruh rakyat indonesia. Perkembangan
masyarakat Indonesia dari masa ke masa telah mempengaruhi sistem pendidikan
nasional. Kebudayaan dan pendidikan mempunyai hubungan timbal balik, sebab
kebudayaan dapat dilestarikan/ dikembangkan dengan jalur mewariskan kebudayaan
dari generasi ke generasi penerus dengan jalan pendidikan, baiksecara formal
maupun informal. Iptek merupakan salah satu hasil pemikiran manusia untuk
mencapai kehidupan yang lebih baik, yang dimualai pada permulaan kehidupan
manusia.
Landasan filosofis, sosiologis, dan
kultural, sangat memegang peranan penting dalam menentukan tujuan
pendidikan.selanjutnya landasan ilmiah dan teknologi akan mendorong pendidikan
untuk menjemput masa depan.
Daftar Pustaka
Burhanudin, Afid. 2013. Landasan Pendidikan dan Penerapannya.
(online). http://afidburhanuddin.wordpress.com/2013/11/08/landasan-pendidikan-dan-penerapannya/. Diakses tanggal 26-10-2014
Retno, Yuyun. 2013. Makalah Pengantar Pendidikan. (online). http://kusukakusuka04.blogspot.com/. Diakses tanggal 26-10-2014
Tirtaraharja, Umar dan S.L. La
Sulo.2005. Pengantar Pendidikan.
Jakarta: Rineka Cipta
MAKALAH PENGANTAR PENDIDIKAN
ANALISIS PENDIDIKAN
Disusun Oleh :
Nama : Monalisa
NIM : 06081381419044
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2014
0 komentar:
Posting Komentar